Selamat Datang di Pondok Pesantren Darussalam

Sejarah Wali Songo Periode Pertama



DAFTAR ISI
1.  Sejarah Wali Songo                  
2.  Wali Songo Periode Pertama   ..................................... 2 
3.  Wali Songo Periode Kedua      .....................................  4
4.  Wali Songo Periode Ketiga       ..................................... 4
5.  Wali Songo Periode Keempat  ..................................... 5
6.  Wali Songo Periode Kelima      ..................................... 6
7.  Sunan Gresik                              ..................................... 8
8.  Sunan Ampel                  .           ..................................... 11
9.  Sunan Bonang                           ..................................... 16
10.  Sunan Drajat                             .................................... 20
11.  Sunan Kudus                .           ..................................... 26
12.  Sunan Giri                                 ..................................... 29
13.  Sunan Kali Jogo                       ..................................... 31
14.  Sunan Muria                             . ................................... 33
15.  Sunan Gunung Jati                 ....................................... 35
16.  Pernyataan Al-Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri .. 39
17.  Sayyidul Istighfar                      ................................. .... 45
18.  Sholawat Futuh                        ...................................... 45
19.  Sholawat Thibbil Qulub           ...................................... 45
20.  Doa Mohon Keselamatan       ...................................... 46
21.  Bacaan Sujud Syukur             ....................................... 46
22.  Do’a Khusnul Khotimah         ................................ ...... 46


SEJARAH WALISONGO

-» Wali Songo Periode Pertama
Pada waktu masa abad kejayaan Sultan Muhammad Al-Fatih I memerintah Kerajaan Turki, pada suatu hari beliau menanyakan perkembangan agama Islam kepada para pedagang dari Gujarat. Dari mereka, Sultan mendapat kabar berita bahwa di Pulau Jawa ada dua kerajaan Hindu yaitu Majapahit dan Pajajaran diantara rakyatnya ada yang sudah  beragama Islam tapi hanya sebatas pada keluarga pedagang Gujarat yang menikah dengan para penduduk pribumi hususnya yang ada  di kota - kota pelabuhan. Sang Sultan kemudian mengirim surat kepada pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah. Isinya meminta para ulama yang mempunyai karomah untuk dikirim ke Pulau Jawa.
          Maka terkumpullah sembilan ulama besar yang berilmu tinggi serta yang dibekali dengan ilmu  karomah.Pada tahun 1404 M {808 H}, para ulama itu berangkat ke Pulau Jawa. Mereka adalah:
1. Maulana Malik Ibrahim - berasal dari Turki - ahli mengatur negara - berdakwah di Jawa 
    bagian timur - wafat di Gresik pada tahun 1419 M - makamnya terletak 1Km dari sebelah   
    utara pabrik semen gresik tpatnya ditengah kota Surabaya

2. Maulana Ishak– beliau berasal dari Samarqand {dekat kota Bukhara di Rusia Selatan} –           yang ahli dalam bidang agama dan pengobatan, Setelah tugasnya di Jawa selesai    
Maulana Ishak pindah ke Pasai dan wafat disana.

3. Maulana Ahmad Jumadil Qubro-berasal dari Negara Mesir  berdakwah keliling- makamnya       di terdapat di Daerah Troloyo Trowulan, Mojokerto Jawa Timur.

4. Maulana Muhammad Al-Maghrobi - berasal dari Maghrib, Negara Maroko – beliau                     berdakwah keliling – kemudian dimakamkan di Jatinom  Klaten , Jawa Tengah.

5. Maulana Malik Isro'il-berasal dari Turki - ahli mengatur negara - wafat tahun 1435 M – beliau     dimakamkan di Gunung Santri.

6. Maulana Muhammad Ali Akbar - berasal dari Persia , Iran - ahli pengobatan wafat tahun             1435 M beliau dimakamkan  di Gunung Santri.

7. Maulana Hasanuddin - berasal dari Palestina-berdakwah keliling-wafat tahun 1462 M.beliau     dimakamkan di samping  Masjid Banten Lama Serang Banten.

8. Maulana Alayuddin - berasal dari Palestina - berdakwah Keliling tanah jawa. wafat pada      
    tahun 1462 M. Beliau di makamkan disamping Masjid Banten Lama tidak jauh dari
     makam Sultan Hasanuddin.

9. Syekh Subakir - berasal dari Negara Persia – ahli dalam  menumbali {metode Rukyah}    
     tanah   angker yang dihuni para Jin - Jin jahat yang bisa menyesatkan manusia pada
     kekufuran. Setelah para Jin tersebut menyingkir,lalu tanah yang telah netral di jadikan 
     pesantren Setelah banyak tempat-tempat yang ditumbali {dengan Rajah asma suci} maka 
   Syeh Subakir kembali ke Persia pada tahun 1462 M. Syekh Subakir  wafat dan dimakamkan disana. Salah satu  peninggalan Syekh Subakir yang terdapat disebelah utara Pemandian Blitar, Jawa Timur berupa Sajadah yg  terbuat dari batu kuno serta tombak dan keris pusaka yang sampai sekarang oleh masyarakat dijadikan tempat penziarahan untuk mengenang tapak tilas perjuangan beliau dalam sejarah babat tanah jawa.

-» Wali Songo Periode Kedua
     Pada periode kedua ini masukanlah tiga orang wali yang didatangkan untuk menggantikan        tiga orang wali yang wafat. Mereka adalah :
1. Raden Ahmad Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)-berasal dari  negeri Cempa Muangthai Selatan {Thailand} beliau datang ketanah Jawa  tahun 1421 - menggantikan Syeh Maulana Malik Ibrahim beliau wafat pada tahun 1419 M.

2. Sayyid Ja'far Shodiq (Sunan Kudus) berasal dari Palestina  
    datang ke tanah jawa pada tahun 1436 M beliau mengganti
    kan Syeh Maulana Malik Isro'il  wafat pada tahun 1435 M.

3. Syeh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) - berasal       
dari Negara  Palestina - datang ke tanah Jawa pada tahun 1436 M – menggantikan Maulana Ali Akbar beliau  wafat pada tahun 1435 M. Sidang tersebut diadakan di Desa Ampel kota Surabaya. Para wali kemudian membagi tugas dan mengutusnya berjuang di daerah Cirebon Jawa Barat.

   Sunan Ampel, Syeh Maulana Ishak dan Syeh Maulana  Jumadil Qubro beliau ditugaskan   di Jawa Timur.

     -» Sunan Kudus, Syekh Subakir,dan Maulana Al-Maghrobi bertugas di Jawa Tengah.

       Syeh Syarif Hidayatullah, Sultan Maulana Hasanuddin dan Maulana Aliyuddin bertugas di    Jawa Barat.

Dengan adanya pembagian tugas ini maka masing-masing wali mempunyai wilayah dakwah sendiri-sendiri dan bertugas sesuai keahlian masing-masing.

-» Wali Songo Periode Ketiga
Pada tahun 1463 M, masuklah tiga wali menjadi anggota Wali Songo untuk ikut serta berjuang mensyi’arkan agama islam di pulau jawa mereka adalah:



1. Raden Paku {Syekh Maulana Ainul Yaqin} beliau adalah
putra kerajaan Blambangan JawaTimur -Putra dari Syekh Maulana Ishak dengan Putri Kerajaan Blambangan bernama Dewi Sekardadu {Dewi Kasiyan} Raden Paku menggantikan kedudukan ayahandanya yang telah pindah ke Negeri Pasai.

Raden Paku tinggal di Giri , maka beliau lebih terkenal dengan sebutan Sunan Giri yang makamnya terletak di Kota Gresik , Jawa Timur.

2. Raden Said {Sunan Kalijaga} – lahir di Tuban , Jawa Timur Putra dari Adipati Wilatikta yang       berkedudukan di Tuban.  Sunan Kalijaga mengantikan Syekh Subakir yang kembali ke                 Negara asalnya Negeri Persia.

3. Raden Makhdum Ibrahim {Sunan Bonang} - lahir di Ampel Surabaya - Putra dari Sunan             Ampel. Sunan Bonang menggantikan Maulana Hasanuddin yang wafat pada tahun  1462 M.     Sidang yang ketiga ini juga berlangsung di Ampel , Surabaya.

-» Wali Songo Periode Keempat

Pada tahun 1466 M, diangkat kembali dua orang wali untuk menggantikan dua orang wali yang telah wafat yaitu Syekh Maulana Ahmad Jumadil Qubro dan Maulana Muhammad Al-Maghrobi. Dua wali yang menggantikannya adalah.

1. Raden Fattah {Raden Patah} - murid dari Sunan Ampel. Raden Patah adalah putra dari Raja Brawijaya Majapahit. Raden Patah diangkat menjadi Adipati Bintoro pada tahun 1462 M. beliau lalu membangun Masjid Demak pada  tahun 1465 dan dinobatkan sebagai Raja atau Sultan Demak pada tahun 1468 M.

2. Syeh Fathullah Khan  Putra Sunang Gunung Jati beliau menggantikan ayahandanya yang     telah berusia lanjut.

-» Wali Songo Periode Kelima
         Dapat disimpulkan bahwa dalam periode ini , masuknya Sunan Muria atau Raden Umar Said - Putra dari Sunan Kalijaga menjadi bagian dari walisongo untuk sama-sama mnsyi’arkan islam ditanah jawa.Dikarenakan konon Syekh Siti Jenar (Syekh Lemah Abang) adalah salah satu dari  anggota walisongo. Namun karena Siti Jenar di kemudian hari mengajarkan ajaran yang menimbulkan keresahan umat dan mengabaikan syariat agama, hingga ahirnya Siti Jenar dihukum mati.Selanjutnya kedudukan Siti Jenar digantikan oleh Sunan Bayat (Sunan Pandanarang) – beliau yang berkuasa menjadi Adipati kota Semarang yang telah menjadi murid Kanjeng Sunan Kalijaga.

-» Istilah Sunan
Sunan dalam budaya suku-suku di Pulau Jawa adalah sebutan bagi seseorang yang diagungkan dan dihormati. Biasanya karena kedudukan atau jasanya di masyarakat. Kata ini merupakan penyingkatan dari kata susuhunan.atau dengan kata lain "sesembahan".
Pada periode sejarah Jawa Pra-Islam, gelar tersebut jarang dipakai atau tidak banyak didokumentasikan. Pada awal-awal masuknya Islam di Jawa , gelar ini biasa diberikan untuk mubaligh atau penyebar agama Islam , khususnya yang ada di tanah Jawa pada abad ke-15 sampai pada abad ke-16. Selain Sunan , ada pula mubaligh lainnya yang disebut juga dengan Syekh , Kyai , Ustadz , atau Tuan Guru. Gelar "sunan" atau "susuhunan" juga diberikan kepada penguasa Kraton Surakarta Hadiningrat (Kasultanan Surakarta).

-» Gelar Penguasa Jawa        
Pemakaian gelar lainya untuk istilah ‘sunan’ dan"susuhunan" adalah sebagai gelar bagi raja- raja dari Kesultanan Mataram semenjak Raja Amangkurat I hingga suksesi pada Kasunanan Surakarta sampai sekarang. Ini adalah warisan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam, yang diakui sebagai Sultan dan Sayidina Panatagama, yaitu raja serta pemimpin agama bagi masyarakat tanah Jawa.

-» Wali Songo
                      
    Wali Songo adalah sembilan orang penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang paling terkenal di antara mereka yang mendapat sebutan Sunan. Istilah walisongo berasal dari kata Wali {bahasa Arab yang berarti Wakil},dan kata Sanga dalam {bahasa Jawa yang berarti Sembilan}. Mereka yang dianggap sebagai mubaligh agung , baik dari segi ilmu agama Islam maupun keberhasilan perjuangan dan ilmu karomahnya ter- hadap kehidupan masyarakat serta kenegaranya. Berikut ini adalah nama - nama dari Sembilan Wali yang secara umum dianggap sebagai Wali Songo tersebut :

1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim.
2.
Sunan Ampel atau Raden Rahmat.
3.
Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim.
4.
Sunan Drajat atau Raden Qasim
5. Sunan Kudus atau Ja'far Shodiq.
6.
Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin.
7. Sunan Kalijaga atau Raden Sa'id.
8.
Sunan Muria atau Raden Umar Sa'id.
9.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.


SUNAN GRESIK

           Sunan Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah nama dari salah seorang Walisongo di anggap sebagai orang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dan dijadikan sebagai pimpinan para wali  diantara walisongo lainnya.

-» Asal Keturunan

            Tidak terdapat bukti sejarah yang menyakinkan mengenai asal keturunan Maulana Malik Ibrahim , meskipun pada umumnya disepakati bahwa beliau bukanlah orang suku Jawa asli. Sebutan Syekh Maghrobi kepadanya, menisbatkan berasal dari keturunannya dari wilayah Maghrib Maroko, Afrika Utara. menyebutkan dengan nama Makhdum Ibrahim as-Samarqandy , yang mengikuti pengucapan lidah orang Jawa menjadi nama Syekh Ibrahim Asmarakandi. Ia memperkirakan bahwa Maulana Malik Ibrahim lahir di Samarkandi, negara Asia Tengah.
          pada awal abad ke 14. " Syeh Maulana Malik Ibrahim adalah seorang Pendeta terkenal berasal dari Arabia, keturunan dari Syeh Jenal Abidin , dan sepupu dari raja Chermen {sebuah Negara Sabrang}, yang telah menetap bersama para Mahomedans lainnya di Desa Leran di Jang'gala Terdapat beberapa versi yang mengatakan mengenai asal usul silsilah Syeh Maulana Malik Ibrahim.  Yang dianggap merupakan keturunan dari Rasulullah SAW , melalui jalur keturunan Husain bin Ali,

» Ali Zainal Abidin
» Muhammad al-Baqir
» Ja'far ash-Shadiq
» Ali al-Uraidhi
» Muhammad al-Naqib
» Isa ar-Rumi
» Ahmad al-Muhajir
» Ubaidullah ,
» Alwi Awwal
» Muhammad Sahibus Saumiah
» Alwi ats-Tsani
» Ali Khali' Qasam
» Muhammad Shahib Mirbath
» Alwi Ammi al-Faqih
» Abdul Malik {Ahmad Khan}
» Abdullah {al-Azhamat} Khan
» Ahmad Syah Jalal
» Jamaluddin Akbar al-Husaini
atau Maulana Akbar atau Syekh Jumadil Qubro
» Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik yang berarti adalah keturanan orang Hadrami       yang berhijrah guna untuk menyebarkan Agama Islam.

-» Penyebaran Agama

        Beberapa versi Babad Tanah Jawa menyatakan bahwa kedatangan Syeh Maulana Malik Ibrahim disertai beberapa orang dari negeri asalnya. Daerah yang ditujunya pertama kali adalah Desa Sembalo , sekarang adalah daerah Leran , kecamatan Manyar , yaitu 9.km ke arah utara kota Gresik.
beliau mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur dengan mendirikaan Masjid pertama kali di Desa Pasucinan Manyar. Pertama-tama yang dilakukannya adalah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah dan sopan santun yang diperlihatkannya dalam pergaulan sehari-hari, beliau tidak menentang secara tajam agama serta kepercayaan dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat segala perjuangan yang dilakukan banyak masyarakat yang tertarik masuk kedalam agama Islam.
Sebagaimana yang dilakukan oleh para wali lainnya, aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim adalah berdagang. Ia berdagang ditempat pelabuhan terbuka yang sekarang oleh masyarakat dinamakan Desa Roomo Manyar.
           Setelah cukup mapan di masyarakat , Syeh Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibukota Majapahit di daerah Trowulan Mojokerto, meskipun Raja Majapahit tidak memeluk Islam tetapi mau menerimanya dengan baik, bahkan mau memberikannya sebidang tanah dipinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran, menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup , di ibukota Majapahit telah banyak orang asing yang memeluk agama islam termasuk dari Negara Asia Barat.

-» Filsafat

Mengenai filsafat ketuhanannya, disebutkan bahwa Maulana Malik Ibrahim pernah ditanya mengenai apa yang dinamakan Allah. Kemudian Ia berkata: "Yang dinamakan Allah adalah sesungguhnya Dzat yang diperlukan adanya yang telah menciptakan langit dan bumi besrta segala isinya".

-» Wafat

Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran , Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419. Makamnya kini terdapat di desa Gapuro Sukolilo Gresik , Jawa Timur.

SUNAN AMPEL
      Sunan Ampel pada masa kecilnya beliau bernama Raden Rahmat dan diperkirakan lahir pada tahun 1401 di Champa. Menurut beberapa riwayat , orang tua Sunan Ampel adalah Syeh Makhdum Ibrahim menantu Sultan Champa dan ipar Dwarawati. Sementara itu seorang putri dari Kyai Bantong atau Syaih Bantong alias Tan Go Hwat  beliau menikah dengan Prabu Brawijaya V. kemudian melahirkan Raden Fatah. Sunan Ampel disebut Sayyid Rahmad merupakan keponakan dari putri Champa yang menjadi Permaisuri Prabu Brawijaya, yakni seorang wanita Muslimah yang telah memeluk agama islam.
Ketika istrinya putri dari raja Bali mengandung tiga bulan. Dan karena dianggap akan membawa celaka/sial bagi negeri tersebut, maka ketika lahir seorang bayi {Cucu Putri Pasai dan Brawijaya VI} tersebut, dihanyutkan ke laut, kemudian dipungut dan dipelihara oleh Nyai Suta-Pinatih , yang kelak setelah dewasa disebut dengan nama Pangeran Giri.

Petinggi dari Daerah Jipang secara rutin menyerahkan hasil bumi kepada Raja Bungsu karena itu semua adalah aturan yang diberikan dari raja Majapahit. Karena seringnya bertemu dengan Raja Bungsu, beliau tertarik akan keindahan Islam yang terpancar dari sikap dan sifat Raja Bungsu, hingga pada akhirnya Petinggi Jipang tersebut dan berserta keluarganya masuk Islam.

-» Silsilah
     Pada umumnya silsilah Wali Songo berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW , melalui      jalur keturunan dari

       » Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib.
       » Imam Husain
       » Ali Zainal Abidin
       » Muhammad al-Baqir
       » Ja'far ash-Shadiq
       » Ali al-Uraidhi
       » Muhammad al-Naqib
       » Isa ar-Rumi
       » Ahmad al-Muhajir
       » Ubaidullah
       » Alwi Awwal
       » Muhammad Sahibus Saumiah
       » Alwi ats-Tsani
       » Ali Khali' Qasam
       » Muhammad Shahib Mirbath
       » Alwi Ammi al-Faqih
       » Abdul Malik Azmatkhan
       » Abdullah Khan
       » Ahmad Syah Jalal
       » Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Syekh Jumadil Qubro
       » Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
       » Sayyid Ahmad Rahmatillah atau Sunan Ampel.

Sunan Ampel memiliki keturunan darah dari Uzbekistan dan Champa dari nasab ibunya. Sedang dari nasab ayah leluhur adalah keturunan langsung dari Syekih Ahmad al-Muhajir, Hadhramaut/Hadrami. Yang berarti termasuk keluarga besar Sa’adah Al Ba’alawi.

-» Istri dan Anak

      Raden Rahmat yang tinggal di Ampeldenta itu, semakin lama kian bertamba harum namanya dikalangan masyarakat maupun bangsawan pembesar-pembesar kerajaan dengan sebutan Sunan Ampel.
 Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Sunan Ampel yang pernah tinggal beberapa waktu di istana Majapahit , pernah dinikahkan dengan Dewi Condrowati putri raja Majapahit. karena sebagai menantu seorang raja itulah , yang membuat Sunan Ampel dipanggil dengan sebutan "Raden Rahmat".

Dari istri pertama Sunan Ampel , yaitu Nyai Dewi Condrowati beliau mendapat keturunan:

 » Raden Makhdum Ibrahim
 » Raden Qasim
atau Syarifuddin
 » Raden Ahmad
atau Husamuddin
 » Siti Muthmainah
istri Sunan Gunung Jati
 » Siti Syarifah
atau Nyai Ageng Maloka
 » Siti Khafshah
istri Sunan Kalijaga

Dengan istri kedua , yaitu Siti Karimah atau Dewi Karimah beliau mendapat keturunan

 » Dewi Murthasiah istri Sunan Giri
 » Dewi Murthasimah
atau Asyiqah istri Raden Patah.

-» Ajaran Sunan Ampel
            Semakin lama kian banyak orang ingin menimba ilmu kepada Sunan Ampel. Tidak hanya dari kalangan bangsawan Majapahit saja, bahkan dari kalangan masyarakat umum juga tidak kalah banyak.

Adapun ajaran Sunan Ampel yang sangat terkenal adalah Falsafah Mo-Limo. Mo berarti Moh atau Ora Gelem Limo berarti Lima Macam atau Perkara Lima. Jadi maksud dari kata Mo-Limo adalah tidak mau melakukan perkara lima yang dilarang , yaitu lima perkara yang dilarang agama.


1. Mo Main = tidak berjudi.

2. Mo Ngombe = tidak meminum minuman memabukan
3. Mo Madat = tidak menghisap candu atau sejenisnya
4. Mo Maling = tidak mencuri atau korupsi.
5. Mo Madon = tidak main perempuan yang bukan istrinya

          Setelah nampak hasil dari ajaran serta didikan Sunan Ampel maka Raja Brawijaya merasa sangat gembira sekali. sangat bangga punya menantu seperti Sunan Ampel , yang dapat membantu memperbaiki akhlak para bangsawan dan rakyatnya. Hingga keadaan Majapahit yang kala itu telah semrawut, akhirnya menjadi tenang kembali. Sebenarnya, dalam hati raja Brawijaya juga menyukai pada ajaran Sunan Ampel bahwa Islam adalah agama yang baik dan mempunyai didikan akhlak yang luhur.

-» Legenda Unik
 
                     
            Masjid Ampel dibangun oleh Sunan Ampel pada tahun 1421. Konon pada waktu pembangunan masjid sangat cepat dengan bentuk bangunan khas Jawa yang memiliki 16 tiang.Yang membuat takjub adalah tiang-tiang banguanan tersebut tanpa sambungan. Dibalik pendirian bangunan masjid suci ini terdapat cerita-cerita mistis , yang salah satunya adalah penetapan arah kiblat. Peristiwa tersebut berkaitan dengan nama murid kesayangan Sunan Ampel yang bernama Sonhaji , yang kemudian terkenal dengan panggilan Mbah Bolong.

            Ketika itu Mbah Bolong ditanya oleh beberapa orang , termasuk para santri Sunan Ampel. Salah satu dari mereka bertanya"Apa sudah benar arah kiblatnya . . ? ", tanya salah satu dari mereka. Kemudian Mbah Bolong melangkah masuk kedalam tempat mengimami sholat dan mengusap tembok sebelah barat yang ada dihadapannya.Tiba-tiba tembok yang di usapnya tersebut muncul sebuah lubang.

"Lihat , apakah sudah benar mengarah kiblat..?", kata Mbah Bolong sambil menunjuk lubang yang muncul tersebut. Semua orang yang berada disitu pun melangkah maju. Mereka semua terkejut , heran dan takjub dengan apa yang dilihat dari lubang tersebut. Mereka semua melihat Ka'bah. Sejak saat itu , mereka tidak berani lagi meremehkan Mbah Bolong atau mbah Sonhaji murid kesayangan Sunan Ampel tersebut. Disamping cerita di atas ,juga ada cerita tentang Mbah Sholeh. Murid Sunan Ampel yang satu ini adalah ahli dalam membersihkan masjid. Yang diyakini pernah mati dan hidup lagi yang tidak tanggung-tanggung prosesnya karena berlangsung hingga sembilan kali. Tak heran jika makamnya juga berjumlah sembilan , yang letaknya di utara serambi masjid.

Menurut sejarah cerita tentang Mbah Sholeh ini mempunyai dua versi.

 » Ketika Mbah Sholeh sudah meninggal , setiap kali Sunan Ampel melihat masjid kotor,               kemudian berkata jika masih ada mbah Soleh pastilah akan ada orang yang bisa
    membersihkannya seketika itu tiba-tiba dia hidup lagi dan
    membersihkannya.

Dan semua kejadian tersebut berlangsung hingga sembilan kali. Kedua murid itu adalah murid kesayangan sekaligus murid setia Sunan Ampel. Sunan Ampel juga membangun sebuah masjid pada tahun 1479 M. yaitu Masjid Agung Demak. Sunan Ampel wafat pada tahun 1481M di Demak dan dimakamkan disebelah barat Masjid Ampel Surabaya.


SUNAN BONANG

     Sunan Bonang diperkirakan lahir pada tahun 1465 dengan nama Maulana Makhdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dari istri yang bernama Dewi Condrowati atau Nyi Ageng Manila. Nama Sunan Bonang diperkirakan adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel.

      Sejak kecil Makhdum Ibrahim sudah diberi pelajaran agama Islam secara tekun dan disiplin.Sudah bukan rahasia lagi bahwa latihan atau riadha para wali itu lebih berat daripada orang awam. Disebutkan dari berbagai literature bahwa Makhdum Ibrahim sewaktu masa remaja meneruskan pelajaran agama Islam hingga ke Tanah Seberang yaitu Negeri Pasai.
       Dalam berdakwah, Raden Makhdum Ibrahim sering menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati yaitu berupa seperangkat gamelan yang disebut Bonang. Setelah mereka tertarik dan ingin belajar memainkan alat tersebut , kemudian Sunan Bonang mengajarkan tembang-tembang yang berisikan ajaran agama Islam.

Diantara tembang yang terkenal adalah

"Tamba Ati Iku Limo Sak Warnane.
Maca Qur'an Angen-Angen Sak Maknane.
Kaping Pindho Sholat Wengi Lakonono.
Kaping Telu Wong Kang Sholeh Kumpulono.
Kaping Papat Kudu Wetheng Ingkang Luwe.
Kaping Limo Dzikir Wengi Ingkang Suwe.
Salah Sawijine Sopo Biso Ngelakoni.
Insya'Allah , Gusti Allah Nyembadani."


       Murid Syeh  Makhdum Ibrahim sangat banyak, baik yang berada di Tuban, Jepara, Madura, maupun Pulau Bawean. Dan masih banyak tempat lainnya karena Makhdum Ibrahim senang mengembara ketempat-tempat terpencil , yang sulit terjangkau untuk mengajarkan agama Islam. Mungkin karena sering menggunakan Bonang dalam setiap dakwahnya , maka masyarakat memberinya gelar Sunan Bonang.

          Sunan Bonang dikenal sebagai pemimpin bala tertara Demak. Dalam menyiarkan ajaran Islam ia mengandalkan sejumlah kitab. Antara lain Ihya Ulumuddin dari al-Ghazali dan Al-Anthaki dari Dawud al-Anthaki. Juga tulisan Abu Yazid Al-Busthami dan Syekh Abdul Qadir Jaelani.
ajaran Sunan Bonang memuat " Tiga Tiang Agama" , yaitu

1. Ilmu Tasawuf ,
2. Ilmu Ussuludin ,

3. Ilmu Fiqih.


Selain itu , manusia harus menjauhi " Tiga Musuh Utama " , yaitu

1. Dunia ,
2. Hawa Nafsu ,

3. Syaitan.

          Manusia dianjurkan jangan banyak bicara, bersikap rendah hati, tidak mudah putus asa, dan selalu bersyukur atas atas nikmat Allah yang telah diberikan .

          Manusia juga harus menjauhi sikap dengki , sombong ,serakah, serta gila pangkat dan kehormatan. Menurut Gunning dan Schrieke bahwa naskah ajaran Sunan Bonang merupakan naskah walisongo yang relatif lebih lengkap.

-» Silsilah
      Seperti pada umumnya bahwa sebagian besar walisongo mempunyai keturunan langsung dari Rasulullah dengan jalur nasab dari keturunan
Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib.
» Imam Husain
» Ali Zainal Abidin
» Muhammad al-Baqir
» Ja'far ash-Shadiq
» Ali al-Uraidhi
» Muhammad al-Naqib
» Isa ar-Rumi
» Ahmad al-Muhajir
» Ubaidullah
» Alwi Awwal
» Muhammad Sahibus Saumiah
» Alwi ats-Tsani
» Ali Khali' Qasam
» Muhammad Shahib Mirbath
» Alwi Ammi al-Faqih
» Abdul Malik Azmatkhan
» Abdullah Khan
» Ahmad Syah Jalal
» Jamaludin Akbar al-Husaini
atau Syekh Jumadil Qubro
» Maulana Malik Ibrahim
atau Sunan Gresik
» Raden Rahmat
atau Sunan Ampel
» Maulana Makhdum Ibrahim
atau Sunan Bonang

            Sunan Bonang terkenal dalam ilmu kebatinannya. Ia mengembangkan ilmu dzikir yang berasal dari Rasulullah SAW, kemudian ia kombinasi dengan keseimbangan pernafasan yang disebut dengan rahasia Alif - Lam - Mim , yang artinya hanya Allah SWT semata yang maha tahu.
-» Wafat
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525. Makam berada di Tuban terletak disebelah barat Masjid Agung Tuban , desa Kutareja , Tuban.
Petilasan Sunan Bonang juga ada dipantai utara Jawa antara Rembang dan Lasem. Disana ,di atas bukit , terdapat batu yang pernah digunakan sebagai alas untuk sholat. Di batu tersebut terdapat jejak kaki Sunan Bonang yang konon karena kesaktiannya membuat batu itu melesak. Selain itu sebuah tempat bernama Singkal di tepi sungai Brantas Kediri,



SUNAN DRAJAT
         Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470. Nama kecilnya adalah Raden Qasim kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang. Raden Qasim terkenal dengan kecerdasannya.

      Setelah menguasai pelajaran Islam , kemudian beliau  menyebarkan agama Islam di Desa Drajat , Kec. Paciran , Kab. Lamongan sebagai tanah perdikan. Tempat itu diberikan oleh Kerajaan Demak. Pada tahun saka 1442 M, atau tahun 1520 M, ia mendapat gelar dari Raden Patah dengan sebutan Sunan Mayang Madu.

            Raden Qasim kemudian menetap di Jelak dan menikah dengan Kemuning putri Mbah Mayang Madu. Raden Qasim mendirikan sebuah Surau yang akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji ratusan penduduk. Jelak yang semula cuma dusun kecil dan terpencil , lambat-laun berkembang menjadi kampung besar yang ramai. Setelah 3 tahun , Raden Qasim pindah ke selatan , sekitar 1 kilometer dari Jelak , ketempat yang lebih tinggi dan terbebas dari banjir pada musim hujan.
         Tempat itu dinamai Desa Drajat Sejak saat itu , Raden Qasim mulai dipanggil dengan nama Sunan Drajat oleh para pengikutnya. Tetapi tempat tersebut juga masih dianggap belum strategis oleh Sunan Drajat , sebagai pusat dakwah Islam. Sunan Drajat lantas diberi izin oleh Sultan Demak untuk membuka lahan baru di daerah perbukitan sebelah selatan. Lahan berupa hutan belantara itu dikenal penduduk sebagai daerah angker. banyak makhluk halus yang marah akibat pembukaan lahan tersebut. Mereka meneror penduduk pada malam hari dan menyebarkan penyakit. Namun berkat kesaktian dan pertolongan yang diberikan Allah , Sunan Drajat mampu mengatasi semua masalah yang mengganggu.
            Setelah pembukaan lahan selesai , Sunan Drajat bersama para pengikutnya membangun pemukiman baru yang luasnya sekitar 9 hektar. Atas pentunjuk Sunan Giri melalui mimpi, akhirnya Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan , yang kini menjadi kompleks pemakaman dan diberi nama Ndalem Duwur. Sunan Drajat mendirikan masjid agak jauh di barat tempat tinggalnya. Masjid itulah yang menjadi tempat berdakwah menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk.

            Sunan Drajat menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur hingga wafat pada tahun 1522 M. Ditempat itu kini dibangun sebuah museum tempat menyimpan barang-barang peninggalan Sunan Drajat , termasuk dayung perahu yang dulu pernah menyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan Drajat , kini dibiarkan kosong dan dikeramatkan.
-» Cara Berdakwah

Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti , baik melalui perkataan maupun perbuatan.
Sunan Drajat memperkenalkan Islam melalui kosep dakwah bil-hikmah , dengan cara-cara bijak , tanpa memaksa. Dalam menyampaikan ajarannya , Sunan Drajat menempuh 5 cara.

» Pertama, lewat pengajian secara langsung disurau.
» Kedua , melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren.
» Ketiga , memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah.
» Keempat , melalui kesenian tradisional dengan kerap   
   berdakwah lewat tembang yang diiringi gamelan. Karena  
   itu ia dikenal sebagai seorang wali pencipta tembang  
   Mojopat yakni Pangkur. Sisa-sisa Gamelan Singo  
   Mengkoknya kini tersimpan di Museum Daerah Lamongan.
» Kelima , ia juga menyampaikan ajaran agama melalui ritual
   adat tradisional, asal tidak bertentang dengan ajaran Islam.
   Empat pokok ajaran Sunan Drajat dari sap tangga ketujuh
   yang terakhir adalah:

1. Paring teken marang kang kalunyon lan wuta = Berikan  
tongkat kepada yang terpeleset  dan buta.
2. Paring pangan marang kang kaliren = Berikan makan          
     kepada yang kelaparan.
3. Paring sandang marang kang kawudan = Berikan pakaian
     kepada yang telanjang.
4. Paring payung marang kang kodanan = Berikan payung
    kepada yang kehujanan.

     Sunan Drajat sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berjalan mengitari perkampungan pada malam hari , sehingga penduduk merasa aman dan terlindungi dari gangguan makhluk halus yang konon merajalela selama dan setelah pembukaan hutan tersebut. Ia juga sering mengobati warga yang sakit dengan ramuan tradisional dan doa.

-» Istri Sunan Drajat

Dalam beberapa naskah , Sunan Drajat disebut menikahi tiga orang perempuan.

1. Dewi Sufiyah putri Sunan Gunung Jati. Menurut Babad Cirebon bahwa sebelum sampai       ke Lamongan, ia sempat dikirim ayahnya untuk berguru mengaji kepada bekas  
    murid ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati dan menikahi putrinya.


2. Kemuning putri Mbah Mayang Madu , salah satu tokoh tetua yang pernah menolong 
    beliau ketika terdampar di Jelak. Dan mungkin karena menikah dengan putri Mbah Mayang     Madu inilah , Sunan Drajat mendapat gelar dari Raden Patah dengan sebutan Sunan Mayang   Madu.


3. Retnayu Condrowati putri Adipati Kediri yang bernama
    Raden Suryadilaga.Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada  
    tahun 1465 M.

setelah menikah dengan Dewi Sufiyah , ia tinggal di Kadrajat. Ia pun biasa dipanggil dengan sebutan Pangeran Kadrajat atau Pangeran Drajat. didesa Drajat, terdapat sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Nur Drajat. Naskah Badu Wanar dan Naskah Drajat mengkisahkan bahwa dari istri pertama yaitu Dewi Sufiyah mendapat keturunan tiga anak:

 1. Pangeran Rekyana atau Pangeran Tranggana.
 2. Pangeran Sandi.
 3. Dewi Wuryan
.

-» Filosofi Sunan Drajat

     Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan kini terabadikan dalam sap tangga ketujuh dari tataran kompleks makam Sunan Drajat. Secara lengkap makna filosofi ketujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :

1. Memangun Resep Tyasing Sasomo = Kita selalu membuat senang hati orang lain.
2. Jroning Suka Kudu Eling Lan Waspada = didalam suasana riang kita harus tetap ingat dan       waspada.
3. Laksmitaning Subrata  Nyipta Marang Pringgabayaning Lampah = Dalam perjalanan untuk       mencapai cita-cita luhur kita tidak perduli dengan segala bentuk rintangan.
4. Meper Hardaning Pancadriya = Kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu.
5. Heneng - Hening - Henung = Dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan       dalam keheningan itulah kita akan mencapai cita-cita luhur.
6. Mulya guna Panca Waktu = Suatu kebahagiaan lahir-batin hanya bisa kita capai dengan           sholat lima waktu.

7. Empat ajaran Pokok
» Paring teken marang kang kalunyon lan wuta = Berikan tongkat kepada yang terpeleset dan      buta. Bermakna Berilah ilmu agar orang menjadi pandai dan tidak melakukan kesalahan
» Paring pangan marang kang kaliren = Berikan makanan kepada yang kelaparan. Bermakna :  Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin
» Paring sandang marang kang kawudan = Berikan pakaian kepada yang telanjang.             
   Bermakna : Ajari kesusilaan pada orang yang tidak punya malu
» Paring payung marang kang kodanan = Berikan payung kepada yang kehujanan. Bermakna :    Beri perlindungan pada orang yang menderita.

-» Silsilah Sunan Drajat

     Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel dari istri yang bernama Dewi Condrowati atau Nyi Ageng Manila. Dewi Condrowati atau Nyi Ageng Manila, ada yang mengatakan bahwa ia adalah putri raja Majapahit, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah putri Adipati Tuban yang bernama Arya Teja. Maka dari itu, sebagai putra Sunan Ampel, dapat disimpulkan bahwa Sunan Drajat mempunyai silsilah sebagai keturunan Nabi Muhammad saw dari garis keturunan
Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib
» Imam Husain
» Ali Zainal Abadin
» Muhammad al-Baqir
» Ja'far ash-Shadiq
» Ali al-Uraidhi
» Muhammad al-Naqib
» Isa ar-Rumi
» Ahmad al-Muhajir
» Ubaidullah
» Alwi Awwal
» Muhammad Sahibus Saumiah
» Alwi ats-Tsani
» Ali Khali' Qasam
» Muhammad Shahib Mirbath
» Alwi Ammi al-Faqih
» Abdul Malik Azmatkhan
» Abdullah Khan
» Ahmad Syah Jalal
» Jamaludin Akbar al-Husaini atau Syekh Jumadil Qubro
» Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
» Raden Rahmat atau Sayyid Ahmad Rahmatillah atau  
   Sunan Ampel dan Dewi Condrowati , yang kemudian lahir
   Raden Qasim atau Sunan Drajat .
Sunan Drajat wafat pada tahun 1522M. Beliau dimakamnya di Desa Drajat Kec. Paciran Kab. Lamongan. Tak jauh dari makam terdapat sebuah museium.


SUNAN KUDUS
         
Beliau lahir di Jipang Panolan yang letaknya di sebelah utara kota Blora, sekitar tahun 1400 . Dengan nama Ja'far Shodiq. Ayahnya bernama Raden Usman Haji yang bergelar dengan sebutan Sunan Ngudung. Ja'far Shodiq mengajarkan agama Islam khususnya di sekitar Kudus dan di Jawa Tengah pesisir Utara pada umumnya. Ia adalah seorang ulama yang ahli dalam menyiarkan agama Islam dengan ilmu Tauhid Usul Hadits Sastra Mantiq dan Fiqih.

         Karena itulah ia mendapat gelar sebagai Waliyyul 'Ilmi , bahkan menurut sebagaian riwayat ia termasuk salah seorang Pujangga yang berinisiatif mengarang cerita-cerita pendek yang berisi tentang fisafat dan berjiwa agama.
Salah satu ciptaannya yang terkenal adalah Gending Maskumambang dan Mijil.

-» Guru - Gurunya
        Disamping belajar agama pada ayahnya , Ja'far Shodiq juga belajar kepada beberapa orang  ulama terkenal lainnya , seperti Kyai Telingsing Ki Ageng Ngerang dan Sunan Ampel. Nama asli dari Kyai Telingsing adalah Ling Sing. Ia seorang ulama dari Negeri Cina yang datang ke Pulau Jawa bersama Laksamana Jendral Cheng Hon.

Raden Ja'far Shodiq mewarisi bagian dari sifat positif masyarakat Cina , yaitu ketekunan dan kedisiplinan dalam mengejar atau mencapai cita-cita. Hal ini berpengaruh besar bagi kehidupan dakwah Ja'far Shodiq di masa mendatang , yaitu tatkala menghadapi masyarakat yang kebanyakan masih beragama Hindu dan Budha. Selanjutnya Raden Ja'far Shodiq berguru pada Sunan Ampel di Surabaya selama beberapa tahun.

-» Strategi Dakwah

          Syekh Ja'far Shodiq termasuk pendudukung gagasan Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang yang menerapkan strategi dakwah kepada masyarakat sebagai berikut:

1. Membiarkan dulu adat istiadat dan kepercayaan lama yang sukar di ubah.Mereka sepakat       untuk tidak menggunakan jalan kekerasan menghadapi masyarakat yang demikian

2. Bagian adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tetapi mudah dirubah , maka segera           dihilangkan.

» Tut Wuri Handayani. Mengikuti dari belakang terhadap kelakuan dan adat rakyat tetapi di           usahakan untuk dapat mempengaruhi sedikit demi sedikit.

» Tut Wuri Hangiseni.Mengikuti dari belakang sambil mengisi ajaran agama Islam
» Mengambil ikan tetapi tidak membuat keruh airnya. Menghindarkan konfrontasi secara            langsung atau secara keras di dalam cara menyiarkan agama Islam.

» Tidak menghalau masyarakat dari umat Islam. Bagi 
    kalangan umat Islam yang sudah tebal imannya harus
    berusaha menarik simpati masyarakat non-muslim agar
    mau mendekat dan Ketertarikan dengan ajaran dengan
    cara melaksanakan ajaran Islam secara lengkap.

-» Silsilah

Seperti kita ketahui bahwa walisongo masih keturunan Rasulullah - melalui jalur Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib.
» Imam Husain
» Ali Zainal Abidin
» Muhammad al-Baqir
» Ja'far ash-Shadiq
» Ali al-Uraidhi
» Muhammad al-Naqib
» Isa ar-Rumi
» Ahmad al-Muhajir
» Ubaidullah
» Alwi Awwal
» Muhammad Sahibus Saumiah
» Alwi ats-Tsani
» Ali Khali' Qasam
» Muhammad Shahib Mirbath
» Alwi Ammi al-Faqih
» Abdul Malik Azmatkhan
» Abdullah Khan
» Jamaludin Akbar al-Husaini
atau Syekh Jumadil Qubro
» Maulana Malik Ibrahim
atau Sunan Gresik
» Raden Rahmat
atau Sayyid Ahmad Rahmatillah atau  
   Sunan Ampel
» Siti Syarifah
atau Nyai Ageng Maloka atau Nyai Ageng  
    Manyuran yang menjadi istri Raden Usman Haji atau
   Sunan Ngudung
 » Raden Ja'far Shodiq atau Sunan Kudus.

     Sunan Kudus diperkirakan lahir pada tahun 1400 dan wafat pada tahun 1550 dalam posisi sujud sewaktu memimpin sholat subuh. Makam Sunan Kudus di sekitar Masjid Menara Kudus yang beliau dirikan pada tahun 1549 , di Desa Kauman Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Masjid Menara Kudus juga dikenal dengan sebutan Masjid Al-Aqsa atau Masjid Al-Manar.


SUNAN GIRI

Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah GresikJawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa, yang pengaruhnya bahkan sampai ke MaduraLombok Kalimantan, Sulawesi,  dan Maluku.
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Raden Paku Prabu SatmataSultan Abdul FaqihRaden 'Ainul Yaqin dan Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut yang  kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja
Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai.

-» Silsilah
Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan 
8  Muhammad an-Naqib,
8  Isa ar-Rumi, 
8  Ubaidullah,
8  Alwi Awwal,
8  Muhammad Sahibus Saumiah,
8  Alwi ats-Tsani,
8  Ali Khali' Qasam, 
8  Alwi Ammi al-Faqih,
8  Abdul Malik (Ahmad Khan),
8  Abdullah (al-Azhamat) Khan,
8   Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), 
8  Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar),
8  Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandy (Ibrahim Asmoro),
8  Maulana Ishaq / Ainul Yaqin (Sunan Giri).
8  Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi Hadramaut.

-» Wafat
Sunan Giri (Raden Paku) mendirikan pesantren di sebuah tempat yang warna dan bau tanahnya sama dengan yang telah diberikan ayahnya (Syaikh Maulana Ishak)
Kini, jejak bangunan Pesantren Giri hampir tiada. Tapi, jejak dakwah Sunan Giri masih membekas dan dapat kita rasakan hingga saat ini,  keteguhannya mensyi’arkan  agama Islam juga diikuti para penerusnya. Sunan Giri wafat pada 1506 Masehi, dalam usia 63 tahun. Ia dimakamkan di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.


SUNAN KALIJAGA
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455 Masehi. Ayahandanya adalah Prabu Arya Wilatikta (Adipati Tuban) dan Dewi Sukowati Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai usia 131 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati.

Beliau ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga, beliau merupakan ulama yang paling lama menjalankan tugas dakwahnya. Dia dikenal sebagai murid kesayangan Sunan Bonang.

Pola dakwah yang dikembangkannya mirip dengan guru sekaligus sahabatnya tersebut. Kalijaga juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana yang efektif untuk berdakwah beliau menggunakan seni ukir, seni suara suluk, dan gamelan sebagai sarana dakwahnya. Sunan Kalijaga pun membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang sengaja ''diislamkan'' sebagai dengan media dakwah mengislamkan masyarakat yang masih berpegangteguh pada jaran Hindu.
-» Silsilah
Silsilah Sunan Kalijaga / Raden Mas Said melalui jalur Ratu Penguasa Tuban adalah:
8  Nabi Muhammad SAW
8  Fatimah Az-Zahrah
8   Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad
8  Al-Imam Sayyidina Hussain
8  Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
8  Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
8  Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin Sayyid Al-Imam Ali Uradhi
8   Sayyid Muhammad An-Naqib
8  Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin Ahmad al-Muhajir
8  Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin Sayyid Alawi Awwal
8  Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah
8   Sayyid Alawi Ats-Tsani
8   Sayyid Ali Kholi’ Qosim
8   Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
8   Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut)
8   Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India)
8   Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan
8  Sayyid Ahmad Shah Jalal
8  Ahmad Jalaludin Al-Khan bin Sayyid Ali Nurrudin
8  Sayyid Ali Nurul Alam
8  Sayyid Masyur / Arya Tedja IV Adipati Tuban
8  Nyai Ageng Manila
8  SUNAN KALI JAGA / RADEN MAS SAID

-» Wafat
Sunan Kalijaga wafat pada tahun 1586, beliau dimakamkan di Desa Kadilangu, Kec. Demak Kota, Kab. Demak, Jawa Tengah. Dari Masjid Agung Demak Bintoro peninggalan Walisongo yang kesohor itu, letak Desa Kadilangu hanya berjarak 12 km arah Timur Laut dari pusat kota Demak, yang berjulukan Kota Wali.


SUNAN MURIA

Sunan Muria (lahir abad ke-15-16). Beliau adalah putera Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh binti Syaikh Maulana Ishak. Nama beliau adalah  Raden Umar  Said sedang nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Dijuluki Sunan Muria, karena pusat kegiatan dakwahnya dan sekaligus makamnya di gunung muria.

Seperti ayahnya, dalam berdakwah Sunan Muria menggunakan cara halus, ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuh untuk menyiarkan agama Islam di sekitar tempat tinggal beliau di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo. Letaknya disebelah utara kota Kudus. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata.


Beliau lah satu-satu wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan beliau pula yang menciptakan tembang Sinom dan kinanti, Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota KudusJawa Tengah, tempat beliau dimakamkan.
-» Silsilah

Satu versi menyebutkan, Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga. Ahli sejarah A.M. Noertjahjo (1974) dan Solihin Salam (1964, 1974) yakin dengan versi ini. Berdasarkan penelusuran mereka, pernikahan Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh binti Maulana Is-haq memperoleh tiga anak, yakni Sunan Muria, Dewi Rukayah, dan Dewi Sofiah.
Versi lain memaparkan, Sunan Muria adalah putra Raden Usman Haji alias Sunan Ngudung. Karya R. Darmowasito, Pustoko Darah Agung, yang berisi sejarah dan silsilah wali dan raja-raja Jawa, menyebutkan Sunan Muria sebagai putra Raden Usman Haji. Bahkan ada juga yang menyebutnya keturunan Tionghoa.
Dalam bukunya, Runtuhnya Kerajaan Hindhu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (1968), Prof. Dr. Slamet Muljana menyebutkan ayah Sunan Muria, Sunan Kalijaga, tak lain seorang kapitan Tionghoa bernama Gan Sie Cang. Sunan Muria disebut ''tak pandai berbahasa Tionghoa karena berbaur dengan suku Jawa''.
Sejauh ini, karya Umar Hasyim, Sunan Muria: Antara Fakta dan Legenda (1983), bolehlah digolongkan penelitian awal yang mencoba menelusuri silsilah Sunan Muria secara lebih ilmiah. Ia berusaha membedakan cerita rakyat dengan fakta. Misalnya tentang Sunan Muria sebagai keturunan Tionghoa
Hanya, tradisi berbau klenik seperti membakar kemenyan atau menyuguhkan sesaji diganti dengan doa atau salawat. Sunan Muria juga berdakwah lewat berbagai kesenian Jawa, misalnya mencipta macapat, lagu Jawa. Lagu sinom dan kinanti dipercayai sebagai karya Sunan Muria, yang sampai sekarang masih lestari.


SUNAN GUNUNG JATI

Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) lahir sekitar 1450 M, namun ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir pada sekitar 1448 M. Ayahandanya adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang Mubaligh dan Musafir besar dari Gujarat India yang sangat dikenal sebagai Syekh Maulana Muhammad Akbar sebagai ulama besar di Hadramaut Yaman, keturunan ke 17 Rasulullah SAW melalui cucunya Imam Husain.
Ibu Sunan Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang (Syarifah Muda'im) yaitu putri dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Nyai Subang Larang, merupakan adik dari Kian Santang dan Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana. Banyak cerita mengenai karomah Sunan Gunung Jati  sebagaimana diceritakan dalam Babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon.
Sebenarnya sebelum sunan gunung jati berdakwah di jawa barat itu, sudah ada seorang ulama dari Baghdad, irak yang datang ke daerah Cirebon bersama dua puluh orang muridnya. Ulama besar itu bernama Syekh Dzatulkahfi makam beliau berada di Gunung Sembung tidak jauh dari makam Sunan Guung Jati, Ia adalah ulama yang lebih dulu menyiarkan agama islam di sekitar cirebon.
pada tahun 1470 Masehi. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) dengan didukung uwanya, Tumenggung Cerbon Sri Manggana Cakrabuana alias Pangeran Walangsungsang dan didukung Kerajaan Demak, dinobatkan menjadi Raja Cerbon dengan gelar Maulana Jati pada tahun 1479.
Memasuki usia dewasa sekitar di antara tahun 1470-1480, ia menikahi adik dari Bupati Banten ketika itu bernama Nyai Kawunganten. Dari pernikahan ini, ia mendapatkan seorang putri yaitu Ratu Wulung Ayu dan Maulana Hasanuddin yang kelak menjadi Sultan Banten I.
Sunan Gunung Jati pada Tahun 1526 M, menyebarkan Islam sampai Banten dan menjadikannya Daerah Kerajaan Cirebon. Dan pada Tahun 1526 M juga tentara Kerajaan Cirebon dibantu oleh Kerajaan Demak dipimpin oleh Panglima Perang bernama Fatahillah merebut Sunda Kelapa dan Portugis, dan diberi nama baru yaitu Jayakarta.
Pada tahun 1533 Masehi, Banten menjadi Kasultanan Banten yang dipimpin oleh putra pertama Sunan Gunung Jati yaitu Sultan Maulana Hasanuddin.
Bagi para sejarawan, ia adalah peletak konsep Negara Islam modern ketika itu dengan bukti berkembangnya Kesultanan Banten sebagi negara maju dan makmur hingga mencapai puncaknya 1650 hingga masa runtuhnya Kesultanan Banten pada tahun 1680 M.

-» Silsilah

Silsilah Sunan Gunung Jati Cirebon Dari Garis Ayah

1.    Nabi Muhammad SAW
2.    Fatimah Az-Zahra binti Rosulullah SAW.
3.    Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad
4.    Al-Imam Sayyidina Hussain
5.    Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin
6.    Sayyidina Muhammad Al Baqir.
7.    Sayyidina Ja’far As-Sodiq.
8.    Sayyid Al-Imam Ali Uradhi.
9.    Sayyid Muhammad An-Naqib.
10. Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi.
11. Ahmad al-Muhajir.
12. Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah.
13. Sayyid Alawi Awwal.
14. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah.
15. Sayyid Alawi Ats-Tsani.
16. Sayyid Ali Kholi’ Qosim.
17. Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
18. Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut).
19. Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India).
20. Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan.
21. Sayyid Ahmad Shah Jalal Ahmad Jalaludin Al-Khan.
22. Sayyid Syaikh Jumadil Qubro Jamaluddin Akbar.
23. Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan @ ‘Ali Nurul ‘Alam.
24. Sayyid ‘Umadtuddin Abdullah.
25. Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah.

Silsilah Sunan Gunung Jati Cirebon Dari Garis Ibu

1. Prabhu Ciung Wanara.
2. Prabhu Dewi Purbasari.
3. Prabhu Lingga Hiang.
4. Prabhu Lingga Wesi.
5. Prabhu Wastu Kancana.
6. Prabhu Susuk Tunggal.
7. Prabhu Banyak Larang.
8. Prabhu Banyak Wangi.
9. Prabhu Mundingkawati.
10. Prabhu Anggalarang.
11. Prabhu Siliwangi.
12. Ratu Mas Rarasantang/Syarifah Muda’im.
13. Sunan Gunung Jati/Syekh Syarif Hidayatullah
Silsilah Keturunan Sunan Gunung Jati

1.    Ratu Ayu Pembayun.
2.    Pangeran Pasarean / Muhammad Tajul Arifin.
3.    Pangeran Jaya Lelana.
4.    Maulana Hasanuddin Banten.
5.    Pangeran Bratakelana / Pangeran Gung Anom.
6.    Ratu Winaon.
7.    Pangeran Trusmi

-» Wafat

Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1568, dalam usia 120 tahun. Bersama ibunya, dan pangeran Carkrabuana beliau dimakamkan di Cirebon Jawa Barat,. dua tahun kemudian wafat pula Kyai Bagus Pasai, Fatahillah dimakamkan ditempat yang sama, makam kedua tokoh itu berdampingan, tanpa diperantarai apapun juga.

Menurut Al-Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri, seorang ulama' dari Tarim Hadramaut Yaman. Para Walisongo yang menyebarkan dakwah Islam di indonesia mereka adalah para 'alawiyin yang datang dari Hadramaut. Mereka merupakan para dzurriyyat Rasulullah (keturunan Rasulullah) yang silsilah nya bersambung kepada Al-Imam Ahmad Al-Muhajir. Silsilah Walisongo sampai kepada Al-Imam As-Sayyid Alwi 'Ammi al-Faqih al-Muqoddam (paman dari Muhammad al-Faqih al-Muqoddam).

        Sayyid 'Alwi ini memiliki 3 putra. dan dari 3 putra inilah yang meregenerasikan para ulama yang bertebaran ke berbagai penjuru dunia.Di antara putra nya itu adalah Sayyid Abdul Malik Azmatkhan yang kemudian hijrah ke India dan menjadi Raja di sana. Sayyid Abdul Malik Azmatkhan memiliki putera yang bernama Sayyid Abdullah,dari Sayyid Abdullah inilah terlahir Sayyid Ahmad Jalaludin. Sayyid Ahmad Jalaluddin memiliki putera yang bernama Sayyid Husain Jamaluddin, yang selanjutnya memiliki keturunan penyebar dakwah Islam di Asia Tenggara terkenal dengan sebutan Walisongo. Majelis Dakwahnya disebut Majelis Dakwah Walisongo.

Penggagas Walisongo adalah Sultan Muhammad Fatih I [Kekhalifahan Turki Utsmani] tahun 1404 M/808 H yang awalnya menugaskan para Ulama mumpuni yang nasabnya sebagian besar dari asal Hadhramaut Yaman (Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini), namun masing-masing telah berdakwah ke berbagai penjuru dunia sehingga disebut berasal dari beragam daerah di berbagai penjuru kawasan Islam.
        Beliau lantas menugaskan para Dai' tersebut untuk berdakwah di Asia Tenggara dalam suatu Majelis Dakwah Walisongo. Jajaran Walisongo yang paling dikenal masyarakat, sesuai kawasan lokasi dakwah di pulau Jawa :
Jawa Timur :
1. Maulana Malik Ibrahim                                

Jawa Tengah :
Jawa Barat :
     Namun, nama-nama di atas secara sejarah tidaklah hidup bersama-sama. Dalam sejarah, Majelis Dakwah Wali Songo secara berkala keanggotaannya mengalami pergantian.


PERIODESASI MAJELIS DAKWAH WALISONGO 

Walisongo Periode Pertama

Pada tahun 808 Hijrah atau 1404 Masehi para ulama itu berangkat ke Pulau Jawa. Mereka adalah:
  1. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, berasal dari Turki ahli mengatur negara. Berdakwah di Jawa bagian timur. Wafat di Gresik pada tahun 1419 M. Makamnya terletak satu kilometer dari sebelah utara pabrik Semen Gresik.
  2. Maulana Ishaq berasal dari Samarkand dekat Bukhara-uzbekistan/Rusia. Beliau ahli pengobatan. Setelah tugasnya di Jawa selesai Maulana Ishak pindah ke Samudra Pasai dan wafat di sana.
  3. Syekh Jumadil Qubro, berasal dari Mesir. Beliau berdakwah keliling. Makamnya di Troloyo Trowulan, Mojokerto Jawa Timur.
  4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko, beliau berdakwah keliling. Wafat tahun 1465 M. Makamnya di Jatinom Klaten, Jawa Tengah.
  5. Maulana Malik Isroil berasal dari Turki, ahli mengatur negara. Wafat tahun 1435 M. Makamnya di Gunung Santri.
  6. Maulana Muhammad Ali Akbar, berasal dari Persia Iran. Ahli pengobatan. Wafat 1435 M. Makamnya di Gunung Santri.
  7. Maulana Hasanuddin berasal dari Palestina Berdakwah keliling. Wafat pada tahun 1462 M. Makamnya disamping masjid Banten Lama.
  8. Maulana Alayuddin berasal dari Palestina. Berdakwah keliling. Wafat pada tahun 1462 M. Makamnya disamping masjid Banten Lama.
9.  Syekh Subakir, berasal dari Persia, ahli menumbali (metode rukyah) tanah angker yang dihuni jin-jin jahat tukang menyesatkan manusia. Setelah para Jin tadi menyingkir dan lalu tanah yang telah netral dijadikan pesantren.
Setelah banyak tempat yang ditumbali (dengan Rajah Asma Suci) maka Syekh Subakir kembali ke Persia pada tahun 1462 M dan wafat di sana. Salah seorang pengikut atau sahabat Syekh Subakir tersebut ada di sebelah utara Pemandian Blitar, Jawa Timur. Disana ada peninggalan Syekh Subakir berupa sajadah yang terbuat dari batu kuno.

Walisongo Periode Kedua

Pada periode yang kedua ini masuklah tiga orang wali menggantikan tiga wali yang wafat. Ketiganya adalah:
1.    Raden Ahmad Ali Rahmatullah, datang ke Jawa pada tahun 1421 M menggantikan Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M. Raden Rahmat atau Sunan Ampel berasal dari Kerajaan Champa, (Veit Nam Selatan).
2.    Sayyid Ja’far Shodiq berasal dari Palestina, datang di Jawa tahun 1436 menggantikan Malik Isro’il yang wafat pada tahun 1435 M. Beliau tinggal di Kudus sehingga dikenal dengan Sunan Kudus.
3.    Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, berasal dari Palestina. Datang di Jawa pada tahun 1436 M. Menggantikan Maulana Ali Akbar yang wafat tahun 1435 M. Sidang walisongo yang kedua ini diadakan di Ampel Surabaya.
       Para wali kemudian membagi tugas wilayah berjuang. Sunan Ampel, Maulana Ishaq dan Maulana Jumadil Kubro bertugas di Jawa Timur. Sunan Kudus, Syekh Subakir dan Maulana Al-Maghrobi bertugas di Jawa Tengah.
        Syarif Hidayatullah, Maulana Hasanuddin dan Maulana Aliyuddin di Jawa Barat. Dengan adanya pembagian tugas ini maka masing-masing wali telah mempunyai wilayah dakwah sendiri-sendiri, mereka bertugas sesuai keahlian masing-masing.

Walisongo Periode Ketiga

Pada tahun 1463 M. Masuklah menjadi anggota Walisongo yaitu:
1.    Sunan Giri kelahiran Blambangan Jawa Timur. Putra  
      dari Syekh Maulana Ishak dengan putri Dewi Sekardadu
      atau Dewi Kasiyan. Raden Paku ini menggantikan
      kedudukan ayahnya yang telah pindah ke negeri Pasai.
      Karena Raden Paku tinggal di Giri maka beliau lebih
      terkenal dengan sebutan Sunan Giri. Makamnya terletak
      di Gresik Jawa Timur.

2.      Raden Said, atau Sunan Kalijaga, kelahiran Tuban Jawa Timur. Beliau adalah putra Adipati Wilatikta yang berkedudukan di Tuban. Sunan Kalijaga menggantikan Syekh Subakir yang kembali ke Persia.

3.      Raden Makdum Ibrahim, atau Sunan Bonang, lahir di Ampel Surabaya. Beliau adalah putra Sunan Ampel, Sunan Bonang menggantikan kedudukan Maulana Hasanuddin yang wafat pada tahun 1462. Sidang Walisongo yang ketiga ini juga berlangsung di Ampel Surabaya.

Walisongo Periode Keempat

Pada tahun 1466 diangkat dua wali menggantikan dua yang telah wafat yaitu Syaih Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan Syaih Maulana Muhammad Maghrobi. Dua orang wali yang menggantikannya ialah:
Raden Patah adalah murid Sunan Ampel, beliau adalah putra Raja Brawijaya Majapahit. Beliau diangkat sebagai Adipati Bintoro pada tahun 1462 M. Kemudian membangun Masjid Demak pada tahun 1465 dan dinobatkan sebagai Raja atau Sultan Demak pada tahun 1468. Setelah itu Fathullah Khan, putra Sunan Gunung Jati, beliau dipilih sebagai anggota Walisongo menggantikan ayahnya yang telah berusia lanjut.

Walisongo Periode Kelima 

     Dapat disimpulkan bahwa dalam periode ini masuk Sunan  Muria  atau  Raden  Umar  Said.  Putra dari  Sunan  Kalijaga menggantikan wali yang wafat.
         Konon Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang itu adalah salah satu anggota Walisongo, namun karena Siti Jenar di kemudian hari mengajarkan ajaran yang menimbulkan keresahan umat dan mengabaikan syariat agama maka Siti Jenar dihukum mati.
         Selanjutnya kedudukan Siti Jenar digantikan oleh Sunan Bayat – bekas Adipati Semarang (Ki Pandanarang) yang telah menjadi murid Sunan Kalijaga.Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa  pada  abad  ke - 14. Mereka  tinggal di tiga  wilayah penting  pantai utara Pulau jawa, yaitu  Surabaya Gresik -Lamongan Jawa Timur, Demak, Kudus, Muria diJawa
Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
                                                                             






Sayyidul Istighfar

أللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى لَااِلهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِى وَاَنَا عَبْدُكَ وَاَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدُكَ مَااسْتَطَعْتُمْ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ اَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَاَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِى فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلَّا اَنْتَ

Sholawat Futuh

أَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلَى الِهِ بِعَدَدِ اَنْوَاعِ الرِزْقِى وَالْفُتُوْحَاتِ يَابَاسِطَ الَّذِى يَبْسُطُالرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَاب اُبْسُطْ عَلَيْنَا رِزْقًا وَاسِعًا مِنْ جِهَّةِ مِنْ خَزَيْنِ فَيْبِكَ بِغَيْرِ مِنَّةٍ مَخْلُوْقٍ مَخْفَضٍ فَضْلِكَ وَكَرَامِكَ بِغَيْرِ حِسَاب

Sholawat Thibbil Qulub

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا . وَقُوْتِ اْلأَرْوَاحِ وَغِذَائِهَا . وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ


Allahuma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin thibbil quluubi wadawaa-iha wa‘aafiyatil abdaani wasyifaa-ihaa wanuuril ab-shaari wadhiyaa-ihaa wa’alaa aalihii washohbihii wasaliim.


Artinya: ”Ya Allah, limpahkanlah rahmat yang disertai ta’dzim kepada Nabi Muhammad sebagai penyembuh semua hati dan menjadi obatnya, keafiatan badan dan kesembuhannya, cahaya segala penglihatan dan menjadi sinarnya. Dan semoga terlimpahkan pula shalawat dan salam kepada keluarga dan sahabat beliau.”
Doa Mohon Keselamatan

اَللَّهُمَّ انْصُرْ فَإِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْر اْلفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ. وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَهَبْ لَنَا رِيْحًا طَيِّبًا كَمَا هِىَ فِى عِلْمِكَ وَنْشُرْهَا عَلَيْنَا مِنْ خَزَائِنِ رَحْمَتِكَ وَاحْمِلْنَا بِهَاحَمْلَ الْكَرَامَةِ مَعَ السَّلَامَةِ وَالْعَافِيَّةِ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ اِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ يَسِّرْلَنَا اُمُوْرَنَا مَعَ الرَّاحَةِ لِقُلُوْبِنَا وَاَبْدَانِنَا وَالسَّلاَمَةِ فِى الدِّيْنِنَا وَالدُّنْيَانَا وَكُنْ لَنَا صَاحِبًا فِى سَفَرِنَا وَحَضَرِنَا وَخَلِيْفَةً فِى اَهْلِنَا يَامُحَوِّلُ اْلحَوْلِ وَاْلأَحْوَالِ حَوِّلْ حَالَنَا اِلَى اَحْسَنِ اْلحَالِ                                                                             

Bacaan Sujud Syukur

سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَرَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلَا إلهَ إلَا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. أللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مًحَمَّد وَسَلَّمْ. رَبِّ إِنِي ظَلَمْتُ نَفْسِى فَاغْفِرْلِى ذُنُوْبِي فَإِنَّهُ لَايَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Do’a Khusnul Khotimah

أللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِالْخَيْرِ أللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخِاتِمَةِ أللّهُمَّ ثَبِتْنَا بِالْإِيْمَاِن وَثَبِتْنَا بِلْإِحْسَانِ وَثَبِتْنَا بِلْإِسْلَامِ فِيْ الدَّارِ الدُّنْيَا وَالْأخِرَةِ
Catatan:

...........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Share this post :

Dokumenter

PPDB 2017/2018

PPDB 2017/2018
Pondok Pesantren Darussalam

Popular Post

 
Support : Farwedia Foundation | NU Training Center | Nusantara Educenter
Copyright © 2014. Pon-Pes Darussalam Lam-Tim - All Rights Reserved
Template by Mufarrihul Hazin Published by Nusantara Educenter
Proudly powered by TIM IT